Senin, 07 April 2014

Mari bertanam jagung

Ingat lagu yang terkenal menanam jagung? Kira-kira begini lirik lagunya.

" Mari kawan kita ke kebun. Menanam jagung di kebun kita. Ambil cangkulmu. Ambil cangkulmu. Kita berkebun tak jemu-jemu. Cangkul. Cangkul. Cangkul yang dalam. Menanam jagung di kebun kita. Sepertinya liriknya seperti itu. Kalo salah mohon dimaafkan. Soalnya udah agal lupa.

 Bicarain tentang jagung itu nggak ada abis-abisnya. Jagung itu banyak disukai orang. Ingat jagung manis? Itu adalah panganan yang berasal dari jagung yang dipanen muda. Sayur jagung baby corn? Ini bakal tongkol jagung yang masih sangat muda yang kalau disayur enak rasanya.

Nggak hanya orang yang suka. Ternyata ternak unggas juga sangat suka jagung. Sekitar 45 % bagian dari pakan ternak itu ternyata dari jagung, dalam bentuk pipilan. Nggak heran bila jutaan ton pipilan per tahunnya dibutuhkan para peternak untuk membuat pakan ternak.

Nggak sebatas itu aja manfaat jagung. Ada sekitar 3500 jenis manfaat hanya dari jagung. Banyak sekali yaach. Kalo disebutin satu per satu akan panjang sekali daftarnya. Beberapa di antaranya adalah minyak jagung, perkedel jagung, plastik dari jagung, bahkan bahan bakar minyak (bbm) pun bisa dari jagung.

Tentang minyak pengganti bbm dari jagung nantinya akan seru, menurut saya, masa depannya. Bayangin aja.  Suatu saat bumi ini bakalan kehabisan bensin, solar atau beragam bentuk bbm lainnya, karena bbm yang sekarang kita nikmati ternyata tidak bisa diproduksi karena berasal dari fosil bumi. Nah...jagung punya peluang yang sangat bagus, karena dengan pengolahan tertentu, semua bagian jagung terutama pipilannya dapat diubah menjadi minyak alternatif pengganti bbm.

Karena prospeknya cerah. Nggak heran setiap negara besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok,Brasil, Argentina selalu nanam jagung.  Indonesia? Negara kita saat ini juga menjadikan jagung sebagai komoditas pangan utama setelah beras. Ada sekitar 4 juta hektar luas tanam pertahunnya yang menghasilkan sekitar 20 jutaan ton pipilan kering. Komoditas jagung di masa depan akan semakin banyak dibutuhkan.

Selain untuk dimakan seperti jagung manis, kita butuh jagung tidak secara langsung. Maksudnya begini. Manusia membutuhkan protein hewani yang berasal dari ternak. Ternak butuh pakan. Jagung adalah bagian terbesar pakan. Nah kalo jumlah penduduk bumi meningkat, kebutuhan ternak meningkat, kebutuhan pakan naik dan otomatis kita memerlukan jagung yang lebih banyak lagi.

Jagung adalah tanaman yang tidak manja. Bisa tumbuh pada beragam jenis lahan. Pada lahan yang subur kita bisa panen 13 - 15 ton per hektarnya. Pada lahan berbukit, panen bisa sekitar 5 - 7 ton. Tanam jagung juga nggak perlu modal yang besar seperti menanam sayuran, cabe. Panennya juga cepat, sekitar 3-4 bulan. Dalam setahun kita bisa 3 kali nanam jagung.

Dengan peluang yang sedemikian besar. Jagung akan menjadi komoditas yang selalu dibutuhkan. Sepanjang manusia butuh hewan ternak sebagai sumber protein, jagung akan selalu dibutuhkan. 

Oleh karenanya, mari kita pikirkan. Gimana caranya jagung bisa ditanam sebanyak-banyaknya. Seluas-luasnya.  Selama-lamanya.  

Jagung juga mencerdaskan bangsa. Kok bisa?  Kalau ternak unggas semakin banyak dan semakin terjangkau harganya, tentu akan semakin banyak warga kita yang makan unggas.  Dan unggas adalah sumber protein yang sangat dibutuhkan agar warga kita semakin semangat belajar dan bekerja. Dengan semakin semangat belajar dan bekerja, berarti bangsa menjadi lebih cerdas.  Nah untuk produksi unggas sebanyak-banyaknya, tentu diperlukan jagung sebagai sumber pakannya.

Nanam jagung juga nggak susah kok.  Asal kita mau sedikit belajar dan mempraktekkannya.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk menggugah kita menanam jagung.

Cangkul ....cangkul ...yang dalam . Menanam jagung di kebun kita.

Sekian
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar